Perkecambahan
diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara,
maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji
yang disebut tahap imbibisi (berarti minum). Biji menyerap air dari lingkungan
sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air.
Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio
membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. (wikipedia.com).
Banyaknya
air yang memadai merupakan syarat utama terjadinya perkecambahan, air dapat
menghilangkan masa dormansi dari biji. Perkecambahan merupakan permulaan
kembali pertumbuhan embrio di dalam biji. Yang diperlukan adalah suhu yang
cocok , dan persediaan oksigen yang cukup. Terbuka terhadap cahaya untuk waktu
yang sesuai juga merupakan persyaratan untuk perkecambahan untuk beberapa
kasus. (Kimball. 1983)
Perkecambahan
dapat diartikan sebagai proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan sumbu
embrio (embryonic axis) di dalam biji yang berhenti untuk kemudian membentuk
bibit (seedling). Pada embrio yang sangat muda sel-selnya hampir sama bentuk
dan ukuran belum terdiferensisasi. Sel-sel ini membelah berulang-ulang kemudian
mengalami pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi beberapa waktu, akhirnya
akan kelihatan organ-organ permulaan yang belum sempurna seperti akar, batang
dan daun. (Firdaus, dkk. 2006)
Untuk
perkecambahan, biji harus mempunyai ketersediaan cukup air. Pada suhu tinggi,
jumlah air akan berkurang karena air menguap pada suhu tinggi. (Dwijoseputro,
1991)
Perkecambahan
biji tidak hanya dipengaruhi oleh suhu, tapi juga(bergantung pada spesies)
dipengaruhi oleh cahaya, pemecahan kulit biji agar radikula dapat menerobos
keluar dan oksigen dan/atau air dapat masuk, penghilangan zat penghambat
kimiawi, dan pematangan embrio. (Salisbury. 1995)
Pada
kondisi pertumbuhan yang cocok, satu biji yang hidup akan berkecambah dan
menghasilkan satu tumbuhan muda atau kecambah. Gejala luar pertama dari
perkecambahan adalah pecahnya testa didaerah mikrofil dan dari situ muncul
radikula yang kemudian menancap ke tanah dan menjadi akar. (Loveless, 1987)
Air
yang memegang peranan yang penting dalam proses perkecambahan biji dan
kehidupan tumbuhan. Fungsi air pada perkecambahan biji adalah untuk melunakkan
kulit biji. Air yang masuk secara imbibisi akan melunakkan biji dan menyebabkan
pengembangan embrio dan endosperm. Air akan memberikan kemudahan masuknya
oksigen kedalam biji. Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel untuk gas.
(Firdaus, dkk. 2006)
Penyerapan
air melalui imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada
perkecambahan diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm
akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah.
Makanan cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak
dan protein. Sumber energi ini pada monokotil terdapat dalam endosperm dan pada
dikotil terdapat kotiledon. Makanan ini berupa senyawa komplek bermolekul
besar, tidak dapat diangkut kedaerah sumbu embrio sehingga tidak dapat
dimanfaatkan langsung oleh titik tumbuh untuk pembentukan protoplasma baru.
Oleh sebab itu zat ini harus dipecah dahulu menjadi senyawa sederhana, larut
dalam air sehingga dapat diangkut. Proses perombakan senyawa ini dapat terjadi
dengan bantuan enzim-enzim pencernaan
yang terdapat dalam biji yang mnguraikan pati dan hemiselulosa menjadi gula;
lemak menjadi asam lemak dan gliserol serta protein menjadi asam amino. Hasil
rombakan ini larut dalam air sehingga mudah untuk di angkut. (Salisbury. 1995)
Imbibisi
air oleh biji menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia sehingga perkecambahan
terjadi dengan adanya penembusan radial kulit biji dan pelepasan posfat dan
kation dari vitin juga berlangsung segera setelah perkecambahan dan sebagian
ion diangkut oleh tumbuhan lewat floem. (Santoso, 1990)
Air
yang diserap oleh biji digunakan untuk proses respirasi, energi yang terbentuk
akan digunakan untuk perkecambahan. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa
organik untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP atau
senyawa berenergi tinggi lainnya. Selain itu respirasi juga menghasilkan
senyawa antara yang berguna sebagai bahan sintesis berbagai senyawa lain
(Salisbury. 1995).
Perubahan
pengendalian merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis,
seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan
kulit atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada
tahap ini diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio
untuk dipecah.
Kehadiran
air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon
asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Atau lebih
lengkapnya, dalam perkecambahan fithohormon yang sangat diperlukan yaitu:
1.
Giberelin untuk enzim hidrolitik.
2. Sitokinin merangsang pembelahan sel,
menghasilkan munculnya akar lembaga dan pucuk lembaga. Perluasan awal pada
koleoriza (munculnya ujung akar) terutama karena pembesaran sel.
3. Auksin meningkatkan petumbuhan karena
pembesaran koleoriza akar lembaga dan pucuk lembaga dan aktivasi geotropi yaitu
orientasi yang benar pada pertumbuhan akar dan pucuk, terlepas dar orientasi.
(Firdaus dkk, 2006)
Perubahan
pengendalian factor tersebut di atas
merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di
bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit atau
cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini
diperlukan prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah.
Faktor
yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah :
1. Konsentrasi
air
Konsentrasi yang
dimaksud disini adalah konsentrasi air diluar biji dibandingkan dengan
konsentrasi air didalam biji.
2. Permeabilitas
kulit biji atau membrane biji
Ada biji dimana
kulitnya keras dan ada pula kulit biji yang lunak dan permiabel.
3. Suhu
Apabila suhu air
ditingkatkan, hal ini akan meningkatkan difusi air ke dalam biji sampai batas
waktu tertentu.
4. Luas
permukaan biji yang kontak dengan air
Kecepatan penyerapan
air oleh biji berbanding lurus dengan luas permukaan.
5. Tekanan
hidrostatik
Meningkatnya volume air
yang masuk akan menimbulkan tekanan hidrostatik. Meningkatnya tekanan hidrostatik
dalam biji akan memperlambat penyerapan air.
6. Spesies
Masing – masing spesies
mempunyai kecepatan penyerapan tertentu.
7. Komposisi
kimia
Biji yang mempunyai
kadar protein yang tinggi menyerap lebih cepat sampai tingkat tertentu
dibandingkan dengan biji yang kadar karbohidratnya tinggi atau kadar minyaknya
tinggi.
8. Umur biji
Biji tua menyerap lebih cepat dan
membutuhkan air lebih banyak (Firdaus dkk, 2006).
0 komentar:
Posting Komentar