Apa yang kalian ketahui mengenai vegetasi herba?





A.    Vegetasi Herba
Golongan herba (herbaceous) atau terna merupakan jenis tanaman dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak sama sekali (tidak berkayu) tetapi dapat berdiri tegak.

B.     Analisis Vegetasi
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis.
Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya.
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. (Greig-Smith, 1983 dalam Heriyanto 2009). Densitas, dominan, frekuensi, dan INP dapat di peroleh dengan berbagai cara metode sampling. Parameter vegetasi tersebut dapat diukur secara kuantitatif sebagai berikut.
1.      Densitas seluruh spesies
Densitas seluruh spesies = Jumlah cacah individu seluruh spesies / Luas daerah cuplikan
2.      Densitas spesies A
Densitas spesies A = Jumlah cacah individu spesies A / Luas area cuplikan
3.      Luas area cuplikan
Luas area cuplikan = Jumlah plot x Luas plot
4.      Densitas relatif spesies A
Densitas relatif spesies A = Total cacah individu spesies A/Total cacah individu seluruh spesies x 100%
5.      Frekuensi absolut
Frekuensi absolut = Jumlah plot yang ada spesies A/Jumlah seluruh plot x 100%
6.      Frekuensi spesies A
Frekuensi adalah pengukuran distribusi atau agihan spesies yang ditemukan pada plot yang dikaji. Frekuensi menjawab pertanyaan pada plot mana saja spesies tersebut ditemukan atau beberapa kali munculnya suatu spesies pada plot yang di teliti. Frekuensi diekspresikan sebagai prosentase munculnya cacah plot tempat suatu spesies ditemukan.

Frekuensi spesies A = jumlah plot terdapatnya spesies A    x 100 %
                                    jumlah seluruh plot yang dicuplik

7.       Frekuensi relatif
             Frekuensi relatif = Frekuensi spesies A / Frekuensi spesies x 100 %
8.       Kerapatan (K)
Kerapatan populasi di definisikan sebagai ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang. Kerapatan kasar merupakan cacah individu per satuan ruang total sedangkan kerapatan ekologi adalah cacah individu per satuan habitat (luas daerah yang sesungguhnya dapat di huni populasi). Bisa juga dinyatakan bahwa kerapatan adalah jumlah individu per unit area.
Individu dalam populasi mungkin diagihkan menurut tiga pola yaitu: acak, seragam dan berkelompok (tidak teratur dan tidak teracak). Dominasi adalah pengendalian nisbi yang di terapkan oleh makhluk atas komposisi spesies dalam komunitas.
Indeks dominansi dapat di hitung dengan rumus :
C = ∑ (n1/N)2
Keterangan:
C         : Indeks dominansi
n1        : Nilai penting tiap-tiap spesies (cacah individu, biomassa, produksi dan sebagainya).

C.    Metode dengan Petak
1.      Teknik Sampling Kuadrat (Quadrat Sampling Technique)
Teknik sampling kuadrat ini merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan
a.       Petak Tunggal
Di dalam metode ini dibuat satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang mewakili suatu tegakan hutan. Ukuran petak ini dapat ditentukan dengan kurva sepsis-area.
b.      Vegetasi Ganda
Di dalam metode ini pengambilan vegetasi biasanya menggunkan banyak petak contoh letaknya yang tersebar merata. Peletakan petak contoh sebaiknya secara sistematis. Untuk menentukan banyaknya petak contoh dapat digunakan kurva spesies-area.
2.      Metode Jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut kondisi tanah, topografi dan elevasi. Jalur-jalur contoh ini harus dibuat memotong garis-garis topografi, missal tegak lurus garis pantai, memotong sungai, dan menarik atau menurun lereng gunung.
3.      Metode Garis Berpetak
Metode ini dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur, yakni dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama. Gambar 7 memperlihatkan pelaksanaan metode garis berpetak dilapangan.
4.      Metode Kombinasi
Dalam metode ini risalah pohon dilakukan dengan metode jalur dan permudaan denagn metode garis berpetak.


D.    Penarikan Unit Contoh Penarikan dalam Komunitas Tumbuhan
Agar data yang dipakai menjadi valid, maka sebelum melakukan penelitian dengan metode samplins seharusnya menentukan terlebih dahulu tentang metode sampling yang akan digunakan, jumlah, ukuran dan pelekatan satuan-sayuan unit contoh. Pemilihan metode sampling yang akan digunakan bergantung pada keadaan morfologi jenis tumbuhan dan penyebarannya, tujuan penelitian dan biaya serta tenaga yang tersedia.
   1.      Bentuk Unit Contoh atau sampel
Bentuk unit sampling dalam survey vegetasi dapat berupa kuadrat, garis dan titik. Pengetian kuadrat adalah suatu satuan contoh yang tidak begitu luas yang dinyatakan dalam satuan kuadrat dan berbentuk bujur sangkar (persegi), empat persegi panjang, lingkaran atau segitiga. Sedangkan yang dimaksud dengan jalur adalah kuadrat berbentuk empat persegi panjang, diamana panjangnya beberapa kali lebarnya. Umumnya survey vegetasi menggunakan unit sampling berbentuk kuadrat.
2.      Ukuran Kuadrat
Pertimbangan utama dalam penentuan ukuran kuadrat adalah kehomogenan vegetasi dan keadaan morfologi jenis tumbuhan yang diukur. Kuadrat yang berukuran kecil ada adalah sering lebih efisien dibandingkan kuadrat berukuran besar. Dalam hutan yang homogen, ketepetan untuk intensitas sampling tertentu cenderukng lebih besar, karena jumlah satuan contoh yang bersifat bebas satu sama lain akan lebih banyak. Tetapi bila kuadrat berukuran kecil digunakan pada hutan yang heterogen. Maka koefisien variasi akan tinggi. Oleh karena itu bila hutan heterogen sebaiknya kuadrat yang digunakan juga berukuran besar. Ukuran kuadrat harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
a.       Harus dapat mencakup sebanyak mungkin jenis tumbuhan dalam komunitas yang bersangkutan.
b.      Habitat dalam kuadrat harus diusahakan sehomogen mungkin.
c.       Penutupan vegetasi dalam kuadrat harus diusahakan sehomogen mungkin. Sebagai contoh, unit contoh ini sebaiknya tidak mecakupa daerah terbuka yang cukup luas atau sebaliknya tidak di dominasi (59% dari luas contoh) oleh satu jenis dari 50% lagi oleh jenis kedua.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

9 komentar:

Unknown mengatakan...

terimakasih...informasi ini sangat bermanfaat :)

Unknown mengatakan...

sangat membantu kak, terima kasih atas infonya :)

Unknown mengatakan...

artikelnya bagus dan menarik, sangat bermanfaat bagi saya:)

Unknown mengatakan...

informasinya sangat lengkap kakak. makasih :)

Unknown mengatakan...

Wah, bisa jadi referensi yang lengkap sekali ini, Terimakasih ya, sangat bermanfaat!

Unknown mengatakan...

Wah..artikelnya bagus dan sangat membantu. Makasih infonya :D

Unknown mengatakan...

infonya menarik sekali ,, terima kasih karena telah menambah wawasan kepada saya :)

Unknown mengatakan...

artikel sangat bagus, terima kasih infonya..

sankensteal mengatakan...

pemaparan yang lengkap sekali...terimaksih gan..
:D
kebetulan saya sedang mencari info terkait ini

Posting Komentar