Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk mata air, sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara. Kualitas air harus dipelihara agar tercapai kualitas yang diinginkan sesuai fungsinya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pencemaran air harus dikendalikan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Parameter pengukuran kualitas air terdiri dari suhu, pH, kadar CO2, DO, dan BOD. Masing-masing penjelasannya sebagai berikut.
1. Suhu
Peningkatan
suhu dapat menyebabkan peningkatan oksigen terlarut. Suhu berbanding terbalik
dengan DO (Dissolve Oxygen) dan berbanding lurus dengan konsumsi oksigen.
2. pH
pH
menunjukkan tingkat keasaman air. Apabila pH rendah atau tingkat keasaman
tinggi, maka dapat menyebabkan penurunan oksigen terlarut (DO) dan menyebabkan
konsumsi terhadap oksigen menurun.
3. Kadar
CO2
Meskipun
presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi keberadaan
karbondioksida di perairan relatif banyak. Karena karbondioksida memiliki sifat
kelarutan yang tinggi. Karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari
berbagai sumber, yaitu :
a.
Difusi
dari atmosfer
Karbondioksida
yang terdapat di atmosfer mengalami difusi secara langsung ke dalam air.
b.
Air
hujan
Air hujan
yang jatuh ke permukaan bumi, secara teoritis memiliki kandungan karbondioksida
sebesar 0,55-0,60 mg/liter berasal dari karbondioksida yang terdapat di
atmosfer.
c.
Air
yang melewati tanah organik
Tanah organik
yang mengalami dekomposisi mengandung relatif banyak karbondioksida sebagai
hasil proses dekomposisi. Karbondioksida hasil dekomposisi ini akan larut ke
dalam air.
d.
Respirasi
tumbuhan, hewan, dan bakteri aerob maupun anaerob
Respirasi
tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida. Dekomposisi bahan organik pada
kondisi serob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir.
Demikian juga dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar perairan akan
menghasilkan karbondioksida sebagai produk akhir.
Sebagian
kecil karbondioksida yang terdapat di atmosfer larut ke dalam uap air membentuk
asam karbonat yang selanjutnya jatuh sebagai hujan. Sehingga air hujan selalu
bersifat asam dengan nilai pH sekitar 5,6. Hal serupa juga terjadi jika
karbondioksida masuk ke badan air, sekitar 1% karbondioksida bereaksi dengan
air membentuk asam karbonat.
CO2 + H2O -> H2CO3
H2CO3 -> H+ + HCO3-
Jadi pada
dasarnya keberadaan karbondioksida di perairan terdapat dalam bentuk gas
karbondioksida bebas (CO2), ion bikarbonat (HCO3-),
ion karbonat (CO32-), dan asam karbonat (H2CO3).
Perairan
air tawar alami hampir tidak pernah memiliki pH>9 sehingga tidak ditemukan
karbon dalam bentuk karbonat. Pada air tanah, kadar karbonat biasanya sekitar
10 mg/liter karena sifat air tanah yang cenderung alkalis. Perairan yang
memiliki kadar sodium tinggi mengandung karbonat sekitar 50 mg/liter.
Istilah
karbondioksida bebas digunakan untuk menjelaskan karbondioksida yang terlarut
dalam air. Selain yang berada dalam bentuk terikat, karbondioksida bebas
menggambarkan keberadaan gas karbondioksida di perairan yang membentuk kesetumbangan dengan karbondioksida di
atmosfer. (Effendi, 2003).
4. Dissolve
Oxygen (DO)
Kemampuan
air untuk membersihkan pencemaran secara alamiah banyak tergantung pada cukup
tidaknya kadar oksigen terlarut. Oksigen terlarut (DO) merupakan gas yang
tercampur dengan air sedemikian rupa sehingga bagian yang terkecil berukuran
molekuler. Adanya oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari proses
fotosintesis tumbuh-tumbuhan air kelarutan oksigen dalam air, tergantung pada
temperatur, tekanan atmosfer, dan kandungan mineral dalam air. Menurut Reid
& Wood,1976 dalam Koestawa,1989,
kadar oksigen terlarut di perairan dipengaruhi oleh :
a.
Suhu
air
b.
Tekanan
atmosfer
c.
Kandungan
garam-garam terlarut
d.
Kualitas
pakan
e.
Aktivitas
biologi perairan
Oksigen dalam perairan berasal dari difusi oksigen
dari atmosfer serta aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton maupun tanaman
lainnya.
5. Biochemical
Oxygen Demand (BOD)
BOD
merupakan salah satu variabel kunci yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas
air sungai (Revelli 2) dan Ridolfi, 2004). Beban BOD yang berlebihan mengganggu
kualitas air sungai karena menyebabkan konsentrasi DO rendah sehingga sungai
tidak layak untuk kehidupan flora dan fauna (Boano et al., 2006).
5 komentar:
informasi ini sangat bermanfaat sekali, sehingga kita bisa dapat / menambah wawasan mengecek bagaimana kualitas air disekitar lingkungan kita sendiri
Wah, tulisannya sangat bermanfaat. Dapat digunakan sebagai referensi yang sangat lengkap. Terimakasih!
Artikelnya bagus bisa menambah bahan referensi saya, makasih kak infonya :D
artikel yang sangat bagus dan menarik... terima kasih banyak atas infonya..
Mksh sangat manfaat.
Posting Komentar